Sang Profesor dan Pelaut
Kisah ini bermula dan berlatarkan di sebuah kapal yang sedang
menempuh jarak jauh. Kapal itu diketuai oleh sebuah Pelaut yang
hebat. Di kapal tersebut memuat penumpang, salah satunya adalah
seorang Profesor yang pintar. Ketika itu di sebuah makan malam para
penumpang dijamu oleh masakan yang sangat lezat dari koki kapal.
Karena terpesona akan kelezatan makananya sang Profesor, keluar dari
kapal dan melihat sang Pelaut dari luar kemudian sang Profesor
bertanya,
“Maaf menanggu, bolehkan saya bertanya sedikit”, tanya sang
Profesor.
“Oh ya tak apa”, jawab Profesor.
“Saya yakin anda sudah melalukan ratusan pelayaran dan saya yakin
anda memiliki penguasasan dalam rasi bintang, karena dulu belum
ditemuakn kompas”, tanya Profesor.
“Apa yang anda maksud, rasi bintang? Kompas? Saya tidak mengerti
apa yang anda maksud Profesor.?”
Kemudian sang Profesor merasa kesal karena bertanya pertanyaan yang
sia sia. Karena marah Profesor masuk ke dalam kamar dan langsung
tidur. Keesokan harinya hari tampak cerah dan membuat mata
termanjakan oleh kemerlap silau matahari. Makan pagi pun dimulai,
dengan senang hati Profesor tersambut karena makan pagi amat sangat
lebih enak dari kemarin. Karena begitu enak sang Profesor tertarik
untuk bertanya kepada sang Pelaut yang hebat.
“Pelaut bagaimana kau bisa melakukan semua ini, melakukan
pelayaran yang hebat, saya yakin anda memiliki ilmu oceanografi, ilmu
tentang kelautan tentang samudra dan mengkur kedalaman laut” cetus
sang Profesor.
“Tidak aku tidak mengerti,aku hanya pelut biasa, saya tidak
mengerti ilmu itu” jawab Pelaut.
Karena kesal sang Profesor berjanji tuk tak bertanya kepada Pelaut
dan pergi meninggalkan sang Pelaut sendirian di luar kapal. Makan
malampun datang dan ternyata makan nya semakin enak dan memanjakan
lidah. Kemudian sang Profesor semakin penasaran tuk bertanya kepada
Pelaut apakah rahasia di balik sang Pelaut.
“Sang Pelaut atau jangan jangan kau tahu ilmu tentang meteorologi.
Ilmu tentang mengetahui arah angin dan cara perlayaran.”, tanya
kembali sang Pelaut.
“Maaf sekali lagi saya tekankan bahwa saya adalah pelut biasa yang
berperan seperti Pelaut kebanyakan.” jawab sang Pelaut.
Karena sangat marah dan tak suka lagi sang Profesor kembali ke kamar
dan berjanji untuk tidak bertanya kepada Pelaut lagi.
Badaipun datang semua orang dalam kapal panik kemudian sang Profesor
bingung melihat banya orang panik dan Pelaut lari lari. Dan Pelaut
memberi pesan kepada sang Profesor
“Tahukan kau Profesor aku tahu ku tak mengerti tentang oceanogari,
rasi bintang, meteorologi, bukan itu yang terpenting, yang terpenting
sekarang adalah, apakah kau bisa berenang sekarang?. Yang terpenting
sekarang adalah berenang. Dan aku bisa melaukanya” nasihat si
Profesor.
“Tidak aku tak bisa beranang”
Kapal pun tenggelam.
Comments
Post a Comment